.

Jumat, 05 Oktober 2012

Olahraga Bikin Otak Encer


detail berita

BUKAN hanya membuat tubuh bugar,menjaga berat badan ideal, dan membentuk otot, kegiatan olahraga juga dapat merangsang otak menjadi lebih sehat. Penyakit-penyakit yang menyerang otak dan pembuluh darah pun akan sirna.

Meski banyak masyarakat yang sudah mengerti manfaat olahraga, banyak di antara mereka yang malas untuk melakukannya. Padahal, olahraga dapat memberikan efek pada tubuh secara keseluruhan. Kegiatan mengolah tubuh ini membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya untuk bergerak.

Pentingnya olahraga bagi tubuh dapat diilustrasikan seperti mesin yang tidak pernah digunakan.
Lambat laun bagian-bagian dari mesin akan rusak karena tidak terlatih untuk terus bergerak. Demikian pula tubuh, jika kurang gerak, tubuh akan menjadi bermasalah dan tidak sehat.

Dengan berolahraga, tidak hanya otot-otot yang terlatih, sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh pun menjadi lebih lancar.
Efeknya, metabolisme tubuh menjadi optimal. Satu lagi, olahraga ternyata dapat membuat otak menjadi lebih sehat dan bisa terpelihara hingga jangka panjang.

Spesialis saraf dari Pac-Health@ThePlaza,dr Pukovisa Prawiroharjo SpS, mengungkapkan, olahraga bisa memacu bahan aktif kimia yang dikenal sebagai faktor otak neurotropik (brain-derived neurotrophic factor/BDNF). Aktivitas ini terjadi di hippocampus, yaitu wilayah otak yang bertanggung jawab untuk memori.

”Zat aktif ini penting untuk regulasi pertahanan dan pertumbuhan sel otak. Saat berolahraga, bahan aktif BDNF dapat mencapai puncak, bahkan hingga tiga kali lipat dibandingkan saat kita beristirahat,” katanya dalam talkshow bertajuk ”How to Boost Your Brain Power through Exercise” persembahan PacHealth@ThePlaza di Multi Function Hall, Plaza Indonesia, Jakarta.

Dengan adanya BDNF, lanjut dia, performa otak juga akan terjaga baik dengan pertahanan sel neuron secara jangka panjang. ”Meski begitu, tetap kita butuh stimulasi agar otak tidak menjadi aus. Selain berolahraga, bisa dengan aktif melakukan problem solving dan menjalankan gaya hidup yang sehat,” tutur Pukovisa.

Pukovisa menyebutkan, otak merupakan organ yang unik dan krusial karena mengontrol keseluruhan bagian tubuh. Bagaimana seseorang manusia berpikir, berdiri, berjalan, dan melakukan aktivitas, semua karena kinerja otak. Agar bekerja dengan optimal, otak membutuhkan suplai darah yang berisi glukosa dan akan mengonsumsi sekitar 20% dari oksigen yang digunakan oleh tubuh setiap harinya.

Dengan berolahraga, jumlah oksigen di dalam darah akan meningkat sehingga memperlancar aliran darah menuju otak. Sebaliknya, jika suplai darah terhambat, fungsi otak tentu akan berkurang. ”Penyakit-penyakit yang menyerang otak dan pembuluh darah, seperti stroke, akan lebih mudah hinggap,” imbuhnya.

Dia menuturkan, sumbatan darah ke otak yang menyebabkan penyakit tentu tidak berlangsung secara tiba-tiba, butuh waktu lama. Karena itu, kegiatan pencegahan agar hal itu tidak terjadi musti dilakukan sejak dini. Pukovisa menyatakan, stroke saat ini merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan, stroke menjadi penyakit dengan penderita terbanyak,disusul hipertensi. Padahal, pada penelitian sebelumnya, penyakit jantung yang menjadi posisi puncak. Saat ini peluang seseorang terkena stroke adalah dua di antara 1.000 orang.

”Usianya bahkan bergeser menjadi lebih muda, ada yang masih 18 tahun. Dulu, stroke umumnya terjadi pada umur 55 sampai 64 tahun,” ujar Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Apalagi, Pukovisa menyebutkan, gejala stroke cenderung tidak terlihat. Seseorang dapat langsung pingsan dan ketika terbangun sudah menderita stroke. Banyaknya pasien stroke, menurut dia, karena perubahan gaya hidup modern yang semakin tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol, jarang makan buah dan sayur, kurang istirahat dan malas berolahraga.

”Stroke itu penyakit dramatis karena banyak menyerang pria yang notabene tulang punggung keluarga. Ketika sakit, otomatis dia menjadi beban keluarga,” ucap Pukovisa.

Agar otak terpelihara dengan baik, Pukovisa menyarankan, jenis olahraga yang tepat adalah yang gerakannya dinamis,seperti aerobik, joging, dan berenang. Kegiatan nonolahraga seperti menari juga baik karena gerakannya membantu memperlancar aliran darah ke otak menjadi lebih optimal.

”Gerakan yang dinamis dapat memperlancar sirkulasi darah yang merupakan alat transportasi nutrisi dan oksigen menuju otak. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu.Jangan lupa juga mengonsumsi makanan sehat agar otak bekerja secara maksimal,” urainya.

Sementara itu, PacHealth@ThePlaza merupakan medical center pertama di Indonesia yang berlokasi di pusat perbelanjaan dan perkantoran di jantung kota Jakarta, tepatnya berlokasi di lantai 7 Plaza Indonesia. Tempat ini mengedepankan konsep healthy lifestyle & prevention, dengan menawarkan layanan dengan kenyamanan pasien sebagai fokus utama.

Layanannya bernuansa personal touch sudah bisa terasa sejak Anda masuk dengan adanya patient relations officer(PRO) yang bertugas sebagai asisten pribadi. PRO ini akan membantu, mulai proses registrasi hingga menangani prosedur administrasi. Di sini juga menerapkan no queuing policydan one billing system sehingga tidak ada jalur antrean pasien.

Beroperasi dari Senin hingga Sabtu, Pac-Health@ThePlaza menawarkan one stop solution untuk seluruh keluarga. Layanan kesehatan meliputi dentistry (poli gigi), dermatology ( poli kulit), obstetric gynecology (poli kebidanan & kandungan), pediatric (poli anak), orthopedic & sports medicine (poli ortopedi & kedokteran olahraga), hingga layanan multi specialist, termasuk spesialis jantung, paru, saluran cerna, endokrin dan gizi.
 
 
Sumber : http://health.okezone.com/read/2012/10/05/486/699609/olahraga-bikin-otak-encer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More