.

Jumat, 05 Oktober 2012

Nasib Perawat di Indonesia Masih Terkatung-katung

JAKARTA (Pos Kota) – Belum disahkannya RUU Keperawatan membuat nasib perawat di Indonesia masih terkatung-katung. Mereka sulit memperoleh kenaikan pangkat dan menduduki jabatan tinggi di rumah sakit.
“RUU Keperawatan harus segera disahkan agar mereka memperoleh payung hukum dan nasibnya tidak dipandang rendah lagi dibandingkan dengan profesi medis lain,” papar Direktur Keperawatan RS Premier Jatinegara Taryudi Sarta pada simposium keperawatan bertema Eksistensi Keperawatan dalam Akreditasi JCI, kemarin  di Jakarta.

Taryudi Sarta, Direktur Keperawatan RS Premier Jatinegara. (aby)
Taryudi mengakui, nasib perawat di Indonesia dinilai masih terpinggirkan. Belum disahkannya RUU Keperawatan membuat perawat masih dianggap warga kelas dua di dunia medis, dan tidak ada perlindungan hukum serta perannya belum optimal.
Dirinya mengaku tidak memahami mengapa pembahasan RUU ini sampai macet di DPR. Padahal draft RUU telah diajukan sejak 2004 silam. Bahkan RUU tersebut telah masuk dalam prolegnas prioritas DPR RI pada 2009, 2010 dan 2011. Namun hingga tahun ini pengesahan RUU yang sangat dinanti oleh para perawat Indonesia ini belum juga tuntas.
Perlakuan pada profesi perawat di Indonesia jika dibandingkan negara maju, menurut Taryudi sangat berbeda. Di negara kita, hubungan antara perawat dan dokter dianggap tidak setara. Perawat berada pada posisi inferior dibanding dokter.
Berbeda dengan di luar negeri, profesi perawat cukup dihargai. Di samping mendapat upah yang cukup layak, perawat juga diberi kesempatan peningkatan jenjang karir yang cukup terbuka.
Taryudi memberi contoh, di Australia misalnya, sudah jamak jika posisi direktur rumah sakit diduduki oleh seorang perawat. Kenyataan perlakuan ini sangat kontras terjadi di Tanah Air.
Dia mencontohkan, ada satu puskesmas di Kepulauan Seribu yang dikepalai seorang perawat. Kepada dirinya si kepala puskesmas itu mengeluh selalu sulit mendapat dukungan dari pemda untuk menjalankan program. Perlakuan berbeda, katanya, jika puskesmas dipimpin seorang dokter


Sumber : http://www.poskotanews.com/2012/05/25/nasib-perawat-di-indonesia-masih-terkatung-katung/












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More